Oleh : Gilang Putra Fajar
Bandar Lampung ~FN–News~Akibat sudah terlalu lama tidak pernah mengalami kendala dalam urusan aliran listrik, genset pun teronggok begitu saja di garasi. Jangankan dicek atau dipanaskan, disentuh lap sekali pun tidak pernah lagi.
Begitu Selasa (4/6/2024) sejak siang sampai petang aliran listrik PLN terjadi kendala alias blackout, tergagaplah saya. Betapa tidak. Sebagai anak bungsu –biasa dipanggil Cah Ragil-, saya yang harus membeli lilin untuk penerang.
Awalnya, saya jalan kaki saja. Ke Indomart dan Alfamart dekat rumah. Kosong. Lilin sudah ada yang memborong. Ke warung depan rumah yang buka 24 jam.
“Alhamdulillah, stok lilin berbulan-bulan ini habis cuma dalam waktu dua jam aja, nak. Cari ke tempat lain ya,” kata ibu pemilik warung serba ada itu.
Kembali ke rumah, saya pun mengeluarkan sepeda motor. Berkeliling. Mulai dari Jln. Ryacudu Korpri, masuk sekitar Lapangan Way Dadi. Semua warung, saya sambangi. Barang penerang bernama lilin itu sudah keburu ludes.
Dan bukan hanya saya yang kelimpungan mencari si lilin. Banyak orang lain yang datang silih berganti ke semua warung, bahkan Chandramart di dekat traffic light Jln. Endro Suratmin, pun kehabisan stok.
Selasa petang itu, sepanjang jalan ramai sekali. Tampak begitu berpengaruh padamnya aliran listrik bagi kehidupan masyarakat. Semua menyerbu tempat usaha. Tak pelak, muncullah maskot dadakan yang bernama lilin.
Saya masih terus menelusuri Jln. Endro Suratmin, Sukarame, sampai depan kampus UIN Raden Intan, baru mengambil jalan ke kiri. Ke arah Perumahan Korpri. Indomart, warung-warung kecil, bahkan toko penjual lilin ulang tahun sekali pun, tiada lagi yang punya stok lilin.
Karena sudah adzan maghrib, saya pun pulang ke rumah. Baru saja menaruhkan sepeda motor, Mama yang sedang di dapur bertanya: “Dapet lilinnya, le..!” Saya hanya menggeleng.
Mendapat jawaban dengan isyarat, Mama pun langsung menukas: “Itulah kalau telat mikir. Sudah dapet informasi kalau mati lampunya sampai malem, nggak dari tadi beli lilin. Orang lain lebih pinter, beli duluan..!”
Saya terhenyak. “Telat mikir..!” Dua kata itu yang tertancap di otak saya dari rentengan kata-kata Mama.
Sambil wudhu untuk solat maghrib, terus terngiang dua kata yang diucapkan Mama. “Telat mikir..!” Iya, kita memang acapkali telat mikir.
Padahal, kita sudah punya Peraturan Daerah Nomor: 9 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang ditandatangani Gubernur Arinal Djunaidi 18 September 2019. Yang kalau tidak “telat mikir”, mestinya kita semua tidak seterdadak dua hari ini gara-gara aliran listrik PLN mengalami gangguan.
Iya, seperti kata Mama: kita memang telat mikir. Yang menandatangani peraturan daerah soal RUED lima hari lagi selesai masa tugasnya, baru kita tahu kalau ternyata kita –baca Provinsi Lampung- sebenarnya sudah punya rancang bangun memodernkan energi perlistrikan. Sayangnya, ya tetap lilin itulah solusi tercepat dan termurah bagi warga kebanyakan.
Dan tidak salah, ketimbang KPU Kota Bandar Lampung tanpa maskot dalam Pildaka 2024 gara-gara “si kera kelincahan”, kalau lilin yang dijadikan maskot. Karena lilin itulah yang paling dikenal dan dicari masyarakat dalam dua hari belakangan. Ia lebih populer ketimbang siapapun yang mau maju pilkada.
Semoga, penyakit “telat mikir” yang menggerogoti kita tanpa terasa kehadirannya itu, tidak terus bersemayam di otak dan hati kita. *penulis: peminat masalah sosial kemasyarakatan.