BandarLampung-FN–News-Pria berusia 57 tahunan itu biasa disapa Pak Sugeng. Ia kini hidup sebatangkara dan menjadi gelandangan dalam kondisi sakit vesicoinestinal fitsula.
Saat ini, Pak Sugeng “terpasung” alias tinggal di Aula RSU Abdul Moeloek (RSUAM) Tanjungkarang, lantaran tidak mempunyai rumah atau tempat tinggal.
Untuk mengontrak atau kos pun, ia tidak ada biaya. Bahkan, Pak Sugeng juga kini tidak lagi sanggup berobat, karena harus membayar tunggakan BPJS Kesehatan sebesar Rp 3,55 jutaan.
Untuk makan sehari-hari pun, ia hanya berharap dari belas kasihan sesama keluarga pasien. Jika tidak ada yang memberi, Pak Sugeng terpaksa menahan lapar dalam kondisi yang semakin lemah karena sakit.
Dalam kondisi nan begitu mengenaskan, kondisi kejiwaan Pak Sugeng benar-benar rapuh. Tidak ada support sistem yang ia terima.
Setelah digugat cerai istrinya karena penyakitnya tersebut, anak-anaknya juga meninggalkannya.
Pak Sugeng nyaris putus asa. Ia bahkan pernah berucap minta disuntik mati.
“Saya ingin disuntik mati saja. Saya sudah tidak ingin hidup lagi, karena saya merasakan sakit sekali dengan penyakit ini. Apalagi, sekarang tidak ada istri dan anak,” ujarnya sembari menangis dan merintih kesakitan, saat ditemui beberapa hari silam.
Dulu, sebelum digugat cerai, Pak Sugeng mengaku telah memohon-mohon kepada sang istri untuk tidak berpisah. Tapi nyatanya, ia tetap dicerai dan sekarang juga ditinggalkan oleh anak-anaknya.
Saat ini, Pak Sugeng butuh bantuan mendesak untuk membayar BPJS Kesehatan, agar ia bisa berobat kembali.
Kita tidak tahu, seberat apa cobaan yang ditanggung Pak Sugeng. Hanya saja, kita merasa prihatin dan berharap orang lain juga berempati untuk memberi support kepadanya.
Mari kita patungan membantu Pak Sugeng. Semoga donasi yang nanti terkumpul, benar-benar dapat membantunya.
Bagi yang berkenan membantu, donasi bisa dikirim melalui Rek BRI BRI: 570-401-026-057-533 an. Rina Widya Ramadhani.
Untuk informasi dan konfirmasi lebih lanjut, hubungi WA: 0858-1116-1701. (gilang)
