Cerita Kenangan: Kharisma Sandal Lily

By Admin
Senin, 3 Juni 2024 | 70 Views
Array

Oleh : Prof. Admi Syarif, PhD.

 

Provinsi Lampung~FNNews~Minggu (02/06/1024) pagi kemarin, saya melayat seorang sahabat (Alm Prof. Irwan Sukri Banuwa) yang wafat karena sakit. Ketika tiba di rumah duka dan menyalami beberapa sahabat, saya menuju ke Rektor senior Unila (Prof. Muhajir Utomo) yang sedang berbincang dengan sahabat-sahabat lainnya.

Seperti biasa, kami bercerita tentang almarhum dan ide dalam tulis-menulis. Tidak sengaja, saya melihat seorang sahabat yang memakai sandal jadul; yang memiliki kenangan dan kharisma tersendiri buat saya. 

Entah mengapa, yang jelas Lily warna coklat itu mengingatkan pada masa kecil. Saya izin kepada sahabat itu untuk mengambil foto dan crek-crek, saya menjepret sandal di kakinya.

Sebelum tidur malam ini, izinkan saya kembali berbagi kenangan akan kharisma sandal Lily tersebut. OK gaes, pastinya nggak akan pernah menyesal deh membaca tulisan ini sampai habis.

Srek…srek….srek…, begitulah bunyi kenangan, ketika sandal lily bergesekan dengan tanah saat dipakai. Suara itu masih jelas terngiang ditelinga, mengingatkan pada masa kecilku. Sandal itu dibelikan oleh papahku (ayah) saat menjelang lebaran. Biasanya, sandal ini selalu menjadi alas kakiku menuju ke musholla untuk mengaji di masjid Darussalam. 

Ah, kembali kenangan itu telah menghadirkan serpihan-serpihan kenangan sejarah masa kecil bersama teman-teman, di depan Pasar Koga (DePasKo). Masa saat itu, kehidupan masih sangat tenang, hiburan malam hanyalah menonton TV di rumah tetangga. Biasanya, kami nonton TV saat siaran Aneka Ria Safari, seusai belajar malam. 

Saat itu, sandal Lily merupakan merk sandal yang sangat populer. Untuk mendapatkan sandal Lily, kita bisa menuju daerah Pasar Tengah, Tanjung Karang (toko sepatu dan sandal di daerah Jln. Pemuda). Biasanya, kita naik oplet Jip Willys untuk ke Pasar Tengah.

Setiap lebaran, banyak yang berbondong-bondong untuk membeli sandal merk Lily. Admi kecil juga pastinya merengek-rengak kepada ibunda, minta dibelikan sandal Lily. Sandal

Lily memiliki warna yang bermacam-macam, ada yang merah hati, coklat, hijau, dan juga biru. Ada dua model sandal Lily, model anak muda dan model orang dewasa.

Sungguh, kita akan merasa gagah sekali apabila memakai sandal Lily.

Demikian juga saya yang bangga sekali jika bisa menggunakan sandal Lily untuk pergi ke langgar (musholla) setiap magrib tiba. 

Mungkin kebahagiaan dan kebanggaan itu seperti anak-anak muda jaman now yang memakai sandal branded merk Gucci, Bally atau Carvil.. he.. he..he.

Berbeda dengan sandal-sandal saat ini, sandal Lily dibuat dari bahan plastik dengan bantalan dari karet. Ini yang membuat sandal Lily begitu nyaman dipakai. Tapi gaes, karena terbuat dari plastik, kita harus hati-hati kalau memakainya habis berwudhu. Sandal ini jadi sangat licin, bisa membuat kita terpeleset. Apalagi jaman dahulu, kita harus menimba air dari sumur untuk berwudhu dan belum ada kran air seperti saat ini. Biasanya, jarak sumur ke musholla juga lumayan jauh. 

Kembali ke soal sandal Lily, warna sandal Lily yang paling ana suka adalah coklat. Dua tahun lalu, ana membeli dua pasang sandal Lily secara online dari Surabaya. Satu sandal aku berikan kepada ayah dan yang satu saya pakai sendiri. Kalau sering dipakai, alas sandal Lily ini biasanya agak miring.. he.. he.. he. 

Saat sholat Ied, sandal itu terasa begitu mewah, apalagi kalau dipakai ke mushola sambil pakai sarung kotak-kotak dan kopiah hitam. Wow, sungguh kenangan indah sandal Lily, membuatku menerawang akan cerita indah masa lalu.

Masa lalu adalah kenangan, saat ini adalah kenyataan, dan masa depan adalah harapan. Tetap semangat untuk terus berbuat baik. Dang lupo BAHaGIA geh! *penulis: Dosen Universitas Lampung

Array

Berita Terkait

Tutup
Tutup